Visitors

Jumat, 01 November 2013

Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Sastra



ILMU BUDAYA DASAR


Pengertian Ilmu Budaya Dasar:
Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan yang dapat dipahami, dimengerti, serta dapat diterapkan. Ilmu pengetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam rangka mempertahankan kehidupannya.
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dasar
Dasar adalah pokok atau pangkal suatu pendapat, ajaran atau aturan.

Secara sederhana, Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar: 
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi.
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis terhadap persoalan-persoalan. 
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para mahasiswa agar lebih mampu berdialog satu sama lain.



SASTRA

Pengertian Sastra:
Kesusasteraan pada lahiriahnya merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan juga bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-hari, kedua bentuk kesusasteraan memang tidak terpisah dari kehidupan kita. Misalnya, kita mendengarkan musik yang mengandung lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Peribahasa dan pepatah yang sering kita dengar juga merupakan kesusasteraan.

Bentuk-bentuk sastra:
Kesusasteraan dapat dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa. Dua kategori yang besar menurut bentuk bahasa yang digunakan, yaitu:

  1. Prosa:  Merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dalam ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan tata bahasa yang mudah. Biasanya ayat-ayat dalam kesusasteraan akan disusun dalam bentuk karangan. Prosa lebih mudah dipahami dibanding puisi. Contoh prosa: cerpen, novel, skrip drama, essei dan sebagainya.
  2. Puisi: Merujuk kepada hasil kesusasteraan yang ditulis dengan "tidak menurut tata bahasa". Puisi tidak terdiri dari ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri dari frasa-frasa yang disusun dalam bentuk barisan-barisan. Pada lazimnya, puisi merupakan bahasa yang berirama da apabila dibaca pembaca akan merasakan rentakannya. Contoh puisi: syair, pantun, gurindam, lirik, seloka, mantera dan sebagainya.



Hubungan Ilmu Budaya Dasar dengan Sastra?

Pada hakikatnya manusia dan budaya tak akan pernah lepas, dimana ada manusia pasti akan terbentuk suatu kebudayaan. Dimana para manusia membuat suatu bahasa, karya seni, agama, dan lain-lain. Dan secara sederhana, manusia adalah pelaku budaya, sedangkan budaya adalah objek yang dilakukan oleh manusia.
Nilai yang bisa diperoleh dari sastra yaitu:

  1. Kesenangan
  2. Informasi
  3. Memberi warisan kultural
  4. Memberi keseimbangan wawasan
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi hubungan antara bahasa dan kebudayaan meripakan hubungan yang subordinatif, dimana bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan.
Namun pendapat lain mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.


Kesimpulan:
  • Sastra menggunakan bahasa, sementara bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua kegiatan manusia.
  • Sastra lebih mudah digunakan dalam berkomunikasi.
  • Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita masyarakat lebih mudah tertarik, dan dengan cerita manusia lebih mudah menemukan gagasan-gagasan dalam bentuk yang tidak normative.



Referensi:

Tidak ada komentar: